MIN 3 Metro Rutin Laksanakan Salat Dzuhur dan Ashar Berjamaah: Guru Piket Jadi Imam, Siswa Belajar Disiplin dan Taat Beribadah
Metro, Kamis 31 Juli 2025 — Dalam upaya membentuk karakter religius dan membiasakan kedisiplinan ibadah sejak dini, MIN 3 Metro secara konsisten melaksanakan kegiatan salat Dzuhur dan Ashar berjamaah setiap hari yang diikuti oleh seluruh siswa dan guru. Kegiatan ini bukan hanya menjadi rutinitas spiritual, tetapi juga menjadi bagian integral dari program pembiasaan karakter islami di madrasah.
Yang menarik, dalam pelaksanaannya, guru piket harian ditunjuk sebagai imam salat berjamaah, memberikan contoh langsung kepada siswa dalam memimpin ibadah sekaligus menguatkan peran guru sebagai teladan utama di lingkungan madrasah.
Kegiatan salat berjamaah ini dilaksanakan di ruang yang telah disediakan menjadi tempat salat. Setiap harinya, setelah pembelajaran akan berakhir untuk kelas pagi, para siswa dengan tertib dan teratur mengambil air wudhu, lalu bersiap mengikuti salat Dzuhur secara berjamaah. Untuk salat Ashar, dilaksanakan menjelang kepulangan untuk kelas sore disesuaikan dengan jadwal dan kondisi harian madrasah.
Kepala MIN 3 Metro, Siti Romlah, menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari visi madrasah dalam membangun generasi berakhlak mulia dan terbiasa menjalankan ajaran agama secara utuh sejak usia sekolah dasar.
“Kami ingin membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga taat dalam beribadah. Melalui salat berjamaah setiap hari, siswa belajar banyak hal: kedisiplinan waktu, ketertiban, kebersamaan, dan tentu saja, kekhusyukan dalam beribadah,” ujar beliau.
Penunjukan guru piket sebagai imam pun bukan tanpa alasan. Menurutnya hal ini bertujuan untuk memberikan keteladanan langsung dari sosok guru yang dekat dengan siswa. Selain itu, momen ini juga menjadi ajang bagi para guru untuk menunjukkan sikap khusyuk dan kepemimpinan spiritual yang positif di hadapan peserta didik.
“Kami ingin siswa menyaksikan langsung bahwa guru mereka bukan hanya mengajarkan pelajaran, tapi juga memberi contoh dalam ibadah. Ketika anak melihat gurunya menjadi imam, ada rasa bangga dan keinginan untuk meniru. Ini bagian dari pembentukan karakter yang kuat,” ujarnya.
Para siswa pun menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan ini. Dengan semangat, mereka berlomba-lomba datang tepat waktu ke tempat wudhu, merapikan saf, hingga mengikuti rangkaian salat dengan tertib. Bahkan beberapa siswa kelas atas seperti kelas 5 dan 6 mulai diberi kesempatan menjadi muadzin atau qari’ pembuka sebelum salat dimulai, sebagai bentuk pelatihan kepemimpinan ibadah sejak dini.
Salah satu siswa kelas 5, mengaku senang mengikuti salat berjamaah karena merasa lebih dekat dengan teman-teman dan guru.
“Rasanya beda salat sama-sama. Ada yang mengingatkan kalau belum wudhu, terus kita bisa belajar bareng. Aku juga pengin jadi imam suatu hari nanti,” ujarnya sambil tersenyum.
Program ini juga dipantau oleh wali kelas dan tim kesiswaan yang bertugas memastikan kelancaran kegiatan setiap harinya. Guru piket tidak hanya bertugas sebagai imam, tetapi juga memberikan kultum ringan atau pesan moral singkat selepas salat Dzuhur, berisi nasihat keagamaan, kisah teladan, atau motivasi belajar bagi siswa.
Kegiatan salat berjamaah harian ini mendapat apresiasi positif dari orang tua siswa. Mereka menilai bahwa MIN 3 Metro tidak hanya memberikan pendidikan akademik, tetapi juga mengawal tumbuh kembang spiritual anak-anak mereka dengan sungguh-sungguh.
Dengan semangat kebersamaan dan penguatan nilai-nilai religius, MIN 3 Metro terus meneguhkan diri sebagai madrasah yang tak hanya mendidik di kelas, tetapi juga membentuk jiwa dan akhlak para generasi muda muslim yang siap menjadi insan bertakwa, cerdas, dan berkarakter. (A.N.)
Komentar
Posting Komentar